Dermaga JICT, Tanjung Priok, 20 November 2017
Assalamu'alaikum warrohmatullahi wabarokatuuh
Selamat Pagi,
Salam Damai Sejahtera untuk kita semua, Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.
Selamat Pagi,
Salam Damai Sejahtera untuk kita semua, Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.
Yang saya hormati para menteri kabinet kerja.
Yang saya hormati Panglima TNI, Kapolri, Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Kepala Staf Angkatan Udara.
Yang saya hormati Panglima TNI, Kapolri, Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Kepala Staf Angkatan Udara.
Yang saya hormati Gubernur Aceh, Kapolda Aceh, Walikota Sabang, Pejabat Eselon 1 lingkup kementerian dan lembaga yang diundang, Satgas Sail Sabang, serta adik-adik anggota tim ekspedisi Sail Sabang yang saya banggakan.
Bapak-Ibu Hadirin yang berbahagia,
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, karena dengan Rahmat-Nya, hari ini, kita dapat bersama-sama melepas perjalanan tim ekspedisi Sail Sabang 2017.
Saudara-saudara yang saya cintai,
Sail Sabang merupakan rangkaian dari Sail Indonesia seri yang ke-9 yang diluncurkan pertama kali di Bunaken Manado tahun 2009 kemudian diikuti oleh Sail Banda tahun 2010, Sail Wakatobi Belitung tahun 2011, Sail Morotai tahun 2012, Sail Komodo tahun 2013, Sail Raja Ampat tahun 2014, Sail Teluk Tomini tahun 2015, dan Sail Selat Karimata tahun 2016.
Kegiatan Sail Sabang tahun ini bukan sekadar kegiatan pelayaran wisata biasa, namun pemerintah memiliki sebuah misi dan harapan yang besar dalam setiap rangkaian kegiatan sail.
Kami ingin kegiatan pariwisata yang ada di setiap kegiatan Sail dapat menjadi trigger percepatan pembangunan di kawasan penyelenggara sail, baik infrastruktur maupun ekonominya.
Pemerintah ingin Indonesia dibangun dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. "Manisnya" buah pembangunan tidak boleh lagi hanya dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di Jawa namun harus pula dibagi adil dengan masyarakat di seluruh Indonesia.
Sebagai salah satu negara kepulauan terbesar dengan potensi ekonomi maritim yang mencapai 1,33 triliun US Dolar per tahun, Indonesia pastinya memiliki banyak potensi wisata maritim yang amat potensial.
Keindahan khas tropis yang memukau, kekayaan budaya, dan beragamnya aset bahari di negara kita jika dikelola dengan baik pasti akan memberikan efek positif yang sangat luar biasa besarnya.
Saat ini Sektor Pariwisata telah memberikan kontribusi pengahasil devisa No.2 di Indonesia setelah sektor Minyak Sawit, dan diperkirakan akan menjadi penghasil devisa No.1 pada tahun 2019.
Oleh karenanya, pemerintah terus bergerak memperkenalkan keindahan dan kekayaan maritim Indonesia di mata dunia. Salah satunya adalah dengan acara Sail Indonesia yang tahun ini diselenggarakan di Sabang, Provinsi Aceh.
Bapak-Ibu yang berbahagia,
Pelaksanaan sail tahun ini saya rasa cukup unik, karena ada dua kapal layar tiang tinggi yang ikut dalam misi pelayaran menuju ke Sabang. Dua buah kapal ini, KRI Dewaruci dan KRI Bima Suci merupakan kapal layar kebanggaan kita.
Kapal yang menjadi "kawah candradimuka" bagi para taruna Angkatan Laut untuk menempa mental dan fisik mereka agar memiliki watak dan sifat seperti Bima yang rela, patuh, waspada, eling dan rendah hati. Dengan kedua kapal ini, kita dapat membuktikan bahwa Indonesia memiliki darah pelaut yang ulung.
Perjalanan menuju Sabang kali ini merupakan perjalanan terakhir yang menjadi puncak purna tugas bagi KRI Dewaruci yang telah mengemban misi pelatihan dan budaya bagi negara selama 64 tahun.
Dalam pelayaran terakhirnya ini, KRI Dewaruci akan membawa 68 pelajar SMA yang berprestasi dari 34 provinsi melalui program Ekspedisi Nusantara Jaya yang dikoordinasikan oleh Kemenko Bidang Kemaritiman.
Untuk selanjutnya, misi KRI Dewaruci akan diteruskan oleh KRI Bima Suci yang sebelumnya telah berlayar dari Spanyol pada Bulan September yang lalu.
Dengan instrumen yang lebih canggih dan kapasitas yang lebih besar, saya berharap KRI Bima Suci mampu melatih semakin banyak anak bangsa agar dapat menjadi taruna yang tangguh, berani dan cekatan serta dapat mengkampanyekan budaya Indonesia yang adiluhung ke berbagai negara di penjuru dunia.
Seperti apa yang disampaikan oleh Presiden Soekarno pada pidatonya saat meresmikan Institut Angkatan Laut pada tahun 1953 saya pun ingin menyampaikan, "Usahakan agar kita menjadi bangsa pelaut kembali, bangsa pelaut dalam arti seluas-luasnya, bukan sekadar jongos di kapal, tetapi mempunyai armada niaga, bangsa pelaut yang kesibukannya di laut menandingi irama gelombang.”
Namun demikian, Bapak-Ibu sekalian,
Kebanggaan saya tidak hanya tertuju pada KRI Dewaruci dan KRI Bima Suci saja, karena di pagi hari yang cerah ini, telah bergabung bersama kita menuju ke lokasi Sail Sabang, 700 peserta pelayaran Nusantara yang ada dibawah koordinasi TNI Angkatan Laut dan program bela negara yang berada di bawah koordinasi Kementerian Pertahanan.
Anak-anak muda bangsa ini akan berlayar menuju ke Banda dengan menggunakan kapal perang KRI Banda Aceh. Sehingga jumlah total anak muda Indonesia yang bergabung dalam pelayaran KRI Dewa Ruci dan KRI Banda Aceh ada 768 orang.
Kepada anak-anak muda ini, saya ingin katakan, berbanggalah kalian pada negara kalian yang besar dan indah ini.
Gugusan pulau yang menghijau, lautan biru yang membentang di sepanjang mata memandang akan kalian saksikan di sepanjang perjalanan.
Banyak orang Indonesia yang tidak sadar bahwa negara kita ini luar biasa besar. Saya pernah berbicara dengan Perdana Menteri Abe dari Jepang.
Saya tunjukkan Peta Indonesia, Saya katakan dari Sabang sampai Merauke itu kira-kira 8 jam terbang, sedangkan dari Jakarta ke Tokyo itu cuma 6 jam 45 menit.
Oleh karena itu, kembali saya berpesan kepada adik-adik, anak-anakku sekalian, jagalah negerimu.
Sepulang kau dari perjalanan pelayaranmu, ambillah pelajaran dari sana, apa yang bisa kau lakukan untuk menjaga dan membangun negerimu ini.
Lakukan hal yang positif, jangan ikut larut dalam kegiatan yang tidak bermanfaat, seperti terlibat dalam narkoba, tawuran atau turut serta menyebarkan berita bohong, atau hoax sehingga menimbulkan permusuhan di masyarakat.
Bermimpilah yang tinggi tapi jangan lupa kerja keras dan pantang menyerah untuk mewujudkan mimpi-mimpimu itu.
Goreskanlah pena prestasi dalam hidupmu, buatlah bangga dirimu, orangtuamu dan negaramu.
Yakinlah, keberhasilan bisa dimiliki oleh siapapun yang kuat tekadnya dan mau bekerja keras. Saya titipkan masa depan negeri ini di pundak kalian karena 10- 20 tahun lagi, kalianlah pemimpin negeri ini.
Lanjutkanlah visi Indonesia untuk menjadi negara poros maritim dunia karena telah terlalu lama kita memunggungi laut, memunggungi samudra, memunggungi selat dan teluk.
Jalesveva Jayamahe!
Jalesveva Jayamahe!
*Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Om Shanti Shanti Shanti Om,
Namo Buddhaya.
Om Shanti Shanti Shanti Om,
Namo Buddhaya.
*Luhut Binsar Pandjaitan*
_20 November 2017_
_20 November 2017_
Posting Komentar