YofaMedia.Com, Jakarta,28 Februari 2018- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) membuat terobosan brilian untuk Iebih memajukan program penanggulangan terorisme di masa mendatang: Program itu dibalut dalam sebuah kegiatan bertajuk “Silaturahmi Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Satukan NKRI)” yang menghadirkan para mantan napi terorisme dengan korban terorisme (penyintas)".
Program itu adalah bagian dari upaya BNPT agar mantan napiter dan Penyintas dapat difasilitasi sesuai nawacita Presiden RI,Joko Widodo yaitu menghadirkan negara kepada setiap elemen bangsa.
Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi wadah untuk menyalurkan opini dan saran yang produktif kepada pemerintah. Karena itu, pada kegiatan juga dihadirkan beberapa menteri terkait untuk berdialog Iangsung dengan mantan napiter dan penyintas.
Itu dilakukan karena masukan dari kegiatan ini pasti beragam sehingga dibutuhkan kerjasama lintas sektoral di bidang pendidikan, pemberdayaan ekonomi dan kesehatan.
Selain Kepala BNPT Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH, akan hadir beberapa m Pada acara Puncaknya Rabu (28/2/2018) antara Iain Menkopolhukam Jenderal TNI (Purn) Wiranto, Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin, Menteri Sosial Idrus Marhan, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, Menristek Dikti M Nasir, Mendikbud Muhajir Effendi, dan Menteri Koperasi Drs. Anak Agung Gede Ngurah PuspaYogaJuga akan hadir Ketua Forum Pemred Suryopratomo.
Khusus untuk penyintas, BNPT akan terus berupaya agar revisi UU Terorisme tidak hanya mengakomodasi unsur penindakan dan pencegahan, namun juga mengakomodasi perspektif para penyintas.
Artinya, penyintas butuh butuh bantuan medis, rehabilitasi psikologi, psikososial, kompensasi serta dukungan bagi keluarga yang meninggal.
Melalui Satukan NKRI ini tiga pilar utama kegiatan ini yakni mantan napiter, penyintas, dan media diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk menyampaikan saran-saran kepada pemerintah.
Selama ini BNPT sendiri telah menghasilkan berbagai kemajuan, yang salah satunya terkait bidang koordinasi dengan 36 kementerian/lembaga (K/L). Dan acara “Satukan NKRI” ini adalah upaya koordinasi tersebut. Koordinasi yang dilakukan mencakup bidang anggaran, pendidikan, jaminan sosiai dan Iain sebagainya.
Pada bidang anggaran, diharapkan bahwa masing-masing K/L terkait dapat menyediakan anggaran khusus untuk pembinaan mantan napiter dan penyintas.
Lalu pada bidang pendidikan, BNPT telah menggandeng Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kementerian Riset dan Pendidikan tinggi untuk merumuskan format pemberian dukungan beasiswa dan pendidikan keagamaan dan wawasan kebangsaan sebagai bagian dari pembinaan masyarakat.
Di bidang pemenuhan kebutuhan sosial, BNPT bekerja sama dengan Kementerian Sosial, Kementerian Usaha Kecil dan Menengah dalam penguatan perekonomian, jaminan kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan.
Ini semua merupakan tanda bahwa negara menjamin hak asasi manusia seluruh elemen masyarakat terutama mantan napiter dan penyintas.
Acara “Satukan NKRI” ini dihadiri sebanyak 124 mantan napiter dan 51 penyintas. Pada acara Selasa (27/2/2018) para peserta ini telah dibekali materi motivasi dengan menghadirkan motivator dan psikoiog, Nanang Kosim Yusuf.
Selain itu acara ini juga diisi dengan Dialog Kebangsaan dengan menghadirkan beberapa narasumber Prof. Dr. Nasarudin Umar (Imam Besar Masjid Istiqlal), Prof. Dr. Ahmad Syafi’i Mutid (Direktur Indonesian Institute for Society Empowerment/INSEP) dan Yudi Latif, Ph.D (Ketua Unit Kerja Presiden bidang Pembinaan Ideologi Pancasila).
[Why]
Posting Komentar