YofaMedia.Com, Jakarta - Pemilu adalah sarana pesta demokrasi di Indonesia yang telah berlangsung sejak 1955. Pemilu ditujukan untuk menentukan pemimpin suatu negara, dan masyarakat berhak mengevaluasi keseluruhan kebijakan yang telah dilakukan oleh pemerintah di periode sebelumnya.
Lewat pemilu lah, pimpinan terbaik di Republik ini akan ditentukan. Setelah amandemen UUD 45, terjadi dinamika bagi demokrasi di Indonesia, di mana setiap warga negara berhak secara bebas untuk menentukan pilihan, baik memilih ataupun dipilih sebagai pemimpin untuk mengabdi di negeri tercinta ini.
Adalah Tuan Guru Bajang (TGB) Gubernur NTB dua periode, alumnus Universitas Islam tertua di dunia (Al Azhar University), peraih berbagai penghargaan Nasional dan Internasional, baik dari lembaga swasta ataupun pemerintahan. Hadir sebagai pilihan tepat bagi masyarakat Indonesia.
Munculnya TGB bagaikan sumber mata air di gurun pasir di tengah sulitnya mencari pimpinan terbaik di negeri ini. TGB adalah representasi dari rakyat biasa yang berhasil karena kerja keras, kerja ikhlas dan penuh-optimisme terhadap masa depan bangsa Indonesia. TGB adalah emas dari Timur.
Track record TGB bisa dilacak dari kemampuannya mewujudkan daerah yang dahulu tertinggal dan sekarang melesat sejajar dengan daerah maju lainnya. Berdasarkan data, pembangunan provinsi NTB di bawah kepemimpinan Gubernur TGB sangat memuaskan, terlihat dari indikator-indikator ekonomi seperti angka kemiskinan, kesenjangan, pengangguran mengalami penurunan.
Untuk pertumbuhan ekonomi melebihi capaian nasional, pada kuartal II tahun 2017, pertumbuhan ekonomi NTB mencapai 6,00 persen berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang bertengger di angka 5,01 persen. Sedangkan untuk kemiskinan, di bawah kepemimpinan gubernur Zainul Majdi (TGB), komitmen dalam menurunkan angka kemiskinan yang dimulai sejak tahun 2008 membuahkan hasil yang positif. Dari 23,81 persen pada tahun 2008 turun signifikan menjadi 16,00 persen pada kuartal I tahun 2017 atau 1,12 persen per tahun.
Keberhasilan tersebut mengukuhkan posisi NTB sebagai provinsi paling progresif mengurangi angka kemiskinan secara nasional. Pada tahun 2015 pemerintah provinsi NTB berhasil meraih penghargaan Millennium Development Goals (MDGs) dan predikat Top Mover. Pada september 2015, Gubernur TGB diundang khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memberikan pemaparan tentang penurunan angka kemiskinan di Nusa Tenggara Barat dalam sidang umum PBB di New York, Amerika Serikat.
Di bawah kempimpinan TGB, petani NTB mengalami surplus, terbukti dari Nilai Tukar Petani (NTP) yang nilainya di atas angka 100, TGB hadir menjawab permasalahan petani.
Selain di bidang ekonomi, TGB juga berhasil menciptakan NTB yang lebih aman dan damai, warga NTB sangat mengharga kebhinekaragaman, bersama TNI Polri berhasil menekan angka kerawanan dan konflik sosial, semuanya adalah bagian kerja kongkret yang dilakukan oleh Gubernur yang juga Doktor Tafsir Quran itu.
Berikut sebagian deretan pretasi TGB selama menjadi pemimpin NTB, yaitu Investment Award, gubernur paling visioner bidang tenaga kerja, penghargaan Indonesia Tourism Award sebagai the Best Province in Tourism Development, penghargaan sebagai tokoh perubahan, penghargaan keterbukaan informasi publik, penghargaan pengembangan pariwisata terbaik nasional, anugerah Ki Hajar Dewantara sebagai kepala daerah yang berprestasi di dalam memajukan pendidikan, penghargaan Lombok sebagai World’s best halal honeymoon destination and world best halal tourism destination dan masih banyak lagi pengahargaan lainnya.
Berdasarkan deretan dan capaian prestasi di atas, Aktifis Lintas Daerah, Lintas Agama, Lintas Profesi dan Latar Belakang yang tergabung dalam Aktifis Pro TGB bermaksud mendeklarasikan dukungan dan harapan agar TGB diberikan kesempatan untuk memimpin Indonesia. Untuk itu, para aktifis tersebut meminta kepada partai politik untuk mendengarkan aspirasi dan gelombang rakyat guna mencalonkan TGB menjadi capres atau cawapres 2019.
Elemen yang terdiri dari eksponen pemuda lintas daerah, lintas agama, lintas organisasi dan lintas latar belakang profesi tersebut, setelah ini, akan membentuk jaringan relawan di seluruh Indonesia.[Why]
Posting Komentar