“Dalam beberapa dekade terakhir, makanan cepat saji menjadi menu utama bagi sebagian orang di negara berpendapatan besar. Konsumsi makanan cepat saji berasosiasi dengan kualitas makanan yang buruk, asupan makanan tinggi kalori, kelebihan berat badan dan obesitas pada anak-anak dan orang dewasa,” kata para peneliti dari Universitas Sichuan.
Para peneliti menegaskan, kualitas makanan cepat saji yang buruk berkontribusi terhadap perkembangan asma.
“Misalnya, makanan yang asing bisa mengaktifkan reseptor yang bisa memicu bahan kimia pro-peradangan yang menyebabkan penyakit peradangan kronis di jalur pernafasan,” kata para peneliti.
Kemudian, makanan tinggi lemak juga menyebabkan inflamasi pada jalur pernafasan sehingga menyebabkan asma.
Alangkah bijaknya jika makanan cepat saji diganti dengan makanan bernutrisi seperti buah dan sayuran. Buah dan sayuran mengandung antioksidan dan antiperadangan.
“Kajian lebih lanjut sangat dibutuhkan untuk mengonfirmasi hasil penelitian ini,” kata peneliti dari Universitas Sichuan.
“Penelitian lanjutan sebaiknya mengidentifikasi asosiasi antara konsumsi fast food dengan penyakit alergi,” sarannya. [Red]
Posting Komentar