“Contoh, dopamin berperan dalam motivasi dan menekan kadar neurotransmitter yang mengarah pada perasaan menyedihkan dan fatigue (sangat lelah dan tak berdaya). Banyak pasien yang merasakan sensasi ‘lumpuh kelam’, yaitu sensasi lengan yang berat dan lumpuh. Bahkan untuk bangkit menggosok gigi bisa jadi sangat sulit dan itu tidak ada kaitannya dengan kemalasan,” papar Viola Drancoli, psikolog klinis New York.
Peneliti dari UT Southwestern dan The Cooper Institute di Texas mempelajari dampak olahraga pada 18000 orang. Mereka menemukan bahwa orang yang rutin berolahraga 58% lebih sedikit terkena resiko mengalami kematian akibat penyakit jantung di kemudian hari bahkan jika mereka yang menderita depresi. Temuan ini dimuat dalam the Journal of the American Medical Association (JAMA) Psychiatry.
Hal ini disebabkan oleh efek olahraga yang menyehatkan kardiovaskular. Selain itu, Dr Madhukar Trivedi salah satu peneliti dan Direktur di UT Southwestern Center for Depression Research and Clinical Care menyatakan bahwa olahraga mampu mengurangi inflamasi, penyebab utama meningkatnya resiko penyakit jantung dan penyakit lain.
Dr Trivedi menyarankan bagi para penderita depresi agar meningkatkan kesehatan dan bangkit untuk rutin berolahraga dengan cara membuat daftar tujuan seperti jenis olahrga, waktu yang konsisten, dan melibatkan teman serta segala hal yang realistis untuk dicapai. [Red]
Posting Komentar