
“Isu soal toleransi menjadi isu utama didalam gerakan kita. Karena kita menyadari Indonesia adalah negara yang majemuk. Sebagai bangsa majemuk yang paling dibutuhkan adalah toleransi diantara para warganya. Kita yang hidup di Indonesia dengan kemajemukan, harus disyukuri dan lestarikan dengan cara menumbuhkan persaudaraan warga negara dan toleransi antar seksama,” kata Gus Yaqud, dalam konferensi pers film ‘Bumi itu Bulat’ di Kemang, Jakarta Selatan, Senin siang (11/3).
Dalam beberapa tahun mendatang, anak muda akan menjadi penentu kemajuan bangsa. Peningkatan penduduk berusia belasan hingga awal 20-an di Indonesia terus meningkat. Pergerakan anak muda kini juga kian masif. Ditambah dengan berkembangnya media sosial serta makin mudahnya mendapatkan informasi baik dan buruk, ditakutkan anak muda dapat tertarik dengan radikalisme.
“Intinya virus radikalisme dan intoleransi harus dibasmi bareng-bareng,” lanjutnya.

Walaupun dengan fakta tersebut, sebenarnya radikalisme yang menyasar kepada anak muda dapat dilawan. Perhelatan Asian Games beberapa waktu lalu menjadi salah satu acara yang dapat melawan radikalisme. Ajang olahraga tersebut dinilai berhasil dalam mempererat kebangsaan dan menumbuhkan sikap patriotisme dan toleransi seluruh masyarakat.
Dari hal tersebut, film ‘Bumi itu Bulat’ yang diproduksi oleh Inspira Pictures bekerjasama Astro Shaw, GP Ansor, dan Idesource Entertainment dibuat dan dipastikan akan tayang di bioskop seluruh Indonesia pada 11 April mendatang. [Red]
Posting Komentar