Masyarakat Pati Mengadakan Umbul Donga Larung Sukerto di TPI Banyutowo
YofaMedia.com, Pati - Terinspirasi dengan apa yang sudah dilakukan oleh masyarakat Solo melalui Doa Anak Negeri minggu lalu, masyarakat Pati berinisiatif untuk menyelenggarakan Umbul Donga Larung Sukerto di TPI Banyutowo, Sabtu (9/3). Acara yang dihadiri oleh ratusan warga Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati ini menghadirkan berbagai jenis ekspresi kultural dalam bentuk seni budaya dan doa bersama yang dipimpin oleh K. H. Abdullah Umar Fayumi atau yang biasa disapa Gus Umar.
Masyarakat Pati merasa perlu mengadakan Umbul Donga Larung Sukerto ini sebagai bentuk kepedulian terhadap situasi bangsa yang semakin jauh dari rasa solidaritas. Selain itu, ritual yang sudah berlangsung turun temurun ini merupakan salah satu cara warga Pati yang berprofesi sebagai nelayan dalam menghaturkan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil lautnya.
Ipong Ismunarto selaku perwakilan masyarakat Pati menjelaskan bahwa larungan yang dilakukan masyarakat pesisir memiliki ciri khas tersendiri, yaitu harus disertai dengan tari Tayub yang merupakan tarian pergaulan, untuk menghindari bencana.
Sebanyak satu kapal utama dan empat kapal pendamping berlayar sejauh kurang lebih 10 menit ke lokasi Larung Sukerto dengan diiringi oleh alunan kendang pencak. Sesampainya di tengah laut, sepasang kembar mayang dan sepasang bebek hidup dilarung sebagai simbol untuk membuang hal negatif atau tindak tanduk yang mengancam bangsa Indonesia.
Pada saat yang bersamaan di darat, tradisi "Kembulan" atau makan bersama pun dilakukan. Dengan semangat kebersamaan, para warga dengan lahap menyantap tumpeng merah putih yang menyimbolkan semangat dan kecintaan warga Pati terhadap NKRI. Acara ekspresi kultural ini ditutup dengan penampilan para penari yang membawakan Tari Tayub.
Dengan adanya acara inspiratif ini, warga Pati berharap tidak hanya berhenti di Solo dan Pati saja. Inilah saatnya kita menyatukan kembali kepingan-kepingan kerukunan, merangkainya menjadi satu fragmen kehidupan yang menegaskan bahwa perbedaan itu adalah harmonisasi kehidupan, demi masa depan anak cucu kita. (Red)
Posting Komentar