Yofamedia.com, Jakarta - Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama melakukan Rapat Kerja Nasional selama 2 hari (Tanggal 1 - 2 April 2019) yang bertempat di Hall Semanggi 1 & 2 Hotel Grand Cempaka lt.2 Jl. Cempaka Putih Jln. Letjen Suprapto – Jakarta Pusat. Acara dibuka oleh Wakil Presiden Republik Indonesia yang dalam hal ini diwakili oleh Menteri Pertanian RI. Prof.Dr.KH.Said Aqil Siroj, M.A, selaku Ketua Tanfiziah dan 32 Pengurus Wilayah Provinsi LPPNU, Pengurus Cabang Kabupaten/Kota LPPNU, Pengurus Harian LPP-PBNU serta Lembaga Banon Nahdlatul Ulama serta Nara Sumber : (1) Menteri Pertanian RI, (2) Menteri Kelautan dan Perikanan RI, (3) Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup RI, (4) Prof.Dr.KH.Maksum Machfoedz selaku Guru Besar Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada.
RAKERNAS LPPNU mengangkat tema “Budaya dan Inovasi Pertanian Berbasis Lingkungan Menuju Masyarakat 4.0” Acara dimulai pukul 13.00 WIB dengan pembacaan ayat suci Al-qur’an oleh Fatma dan dilanjutkan dengan sambutan Ketua Umum LPP-PBNU H.M. Al-Amin Nur Nasution, SE. dan Ketua Panitia Rakernas Sandy Chandra.
Ketua PBNU Prof.Dr.KH.Said Aqil Siradj, MA menyampaikan agar semua masyarakat menjaga potensi sumberdaya alam yang ada di Indonesia bukan menyebabkan para petani dan nelayan menderita, untuk itu perlu menjaga fundamental terhadap potensi petani. Eksistensi petani tetap terjaga walaupun memasuki masyarakat 4.0 Pak kyai mengajak semua komponen berbangsa dan bernegara guna menghentikan permusuhan antara muslim dan non muslim demi stabilitas nasional dan ekonomi, hal tersebut merupakan jawaban Muktamar Situbondo tahun 1984. Untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan dilaut pak kyai menghimbau untuk mengurangi sampah pelastik agar ekologi laut kita tetap terjaga dan pencemaran lingkungan dapat dihindari. Dengan kestabilan keamanan dan politik, NU yakin akan terwujudnya Indonesia Darussalam.
Kementerian Pertanian, Dr.Ir.Amran Sulaiman mendukung program kerjasama antara LPP-PBNU melalui bantuan yang menjawab permasalahan ekonomi kepada petani dan masyarakat miskin dengan catatan harus ada lahannya. Bantuan yang akan digelontorkan tersebut berupa 21 traktor tangan, 2 juta ekor ayam dengan total nilai 10 milyar, Petani merurut FAO dikatakan miskin bila pendapatannya 1,4 juta rupiah perbulan untuk itu dengan bantuan traktor dan 2 juta ekor ayam akan meningkatkan pendapatan para petani.
Kementerian pertanian telah membuktikan melalui kinerja 4 tahun terakhir sudah bisa melakukan ekspor jagung pada tahun 2018. Terkait dengan revolusi mental di Kementerian Pertanian ada 783 perusahaan yang di back-list terkait dengan kasus beras 66 kasus, 21 kasus hortikultura, 13 kasus pupuk, 27 kasus ternak, 247 kasus lainnya dengan kasus hukum 409 orang sebagai tersangka, hal ini bekerjasama dengan Kepolisian dan KPK.
Nilai investasi pertanian naik 110,2% selama 4 tahun kepemimpinan Dr.Amran Sulaiman. Total investasi 2013-2018 sebesar 270 T. Sebagai gebrakan langkah maju, Kementan melakukan investasi ternak Sapi Belgian Blue dengan berat 2 ton. Untuk meningkatkan populasi sapi tersebut Kementan membeli sperma sapi jenis Belgian Blue dengan 15 juta rupiah pertetes dan dibutuhkan 4 tetes baru bisa jadi. Harga Sapi 200 juta per ekor. Hasil inseminasi sapi Belgian Blue lahir anak sapi pertama dengan berat mencapai 64 kg dan saat ini sudah tercapai 460 ekor. Suksesnya prestasi Kementerian Pertanian menganut slogan Yakin, Ikhlas dan Istiqomah. Profesor yang dimiliki Kementan berjumlah 1.298 orang yang bekerja guna mencapai petani sejahtera dan unggul.
Rakernas LPP-PBNU ini menghasilkan program penguatan kelembagaan berbasis database seperti potensi masyarakat Nahdliyin dalam program Petra Shop, Sertifikasi Profesi dibidang Lingkungan Hidup dan Pertanian serta kehutanan, Kelompok masyarakat di lokasi Restorasi Gambut rumah belajar, berupa sekolah lapang bagi masyarakat disekitar lokasi gambut guna meningkatkan sumberdaya dan mata pencaharian masyarakat sekitar gambut. Kedepannya LPP-PBNU akan mengoptimalkan kerjasama dengan pihak-pihak terkait baik Kementerian dan Lembaga serta stakeholder yang dapat memperkuat ketahanan pangan dan peningkatan pendapatan masyarakat petani, nelayan, petambak ikan dan petambak garam dan masyarakat pinggiran hutan dengan database yang akurat.. Tantangan inilah yang saat ini menjadi PR besar LPP-PBNU.
Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam paparannya mengajak para nelayan untuk mengunakan alat tangkap yang ramah lingkungan serta menjaga perairan Indonesia dari Illegal Unreported Unregulated Fishing dimana KKP telah menunjukkan kinerja dengan menenggelamkan kapal ikan asing sebanyak 483 kapal sejak 2014 sampai dengan akhir 2018. Untuk program stunting KKP sangat konsen sehingga dilakukan program gemar makan ikan. KKP telah membangun Sentra Kelautan Perikanan Terpadu di 13 titik yang berfungsi sebagai hub dan nantinya akan dijadikan lokasi ekspor perikanan tanpa harus melewati Jakarta dan Surabaya. Ditjen Perikanan Tangkap telah memberikan bantuan kepada nelayan berupa kapal berbagai ukuran, alat tangkap, dan mesin kapal guna meningkatkan taraf hidup nelayan Indonesia. [Lia]
Posting Komentar