YofaMedia.com, Jakarta - Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) melakukan peresmian untuk acara "Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2019". Acara konvensi & pameran yang telah memasuki tahun ke 7 ini adalah acara rutin dan tahunan dari API. Peresmian ini diselenggarakan bersamaan dengan acara buka puasa bersama komunitas panas bumi Indonesia di DoubleTree Hotel, Cikini, Jakarta Pusat.
Prosesi kegiatan launching tersebut menandakan secara resmi dibukanya acara The 7th IIGCE 2019 yang diselenggarakan pada 13 - 15 Agustus mendatang, di Assembly Hall, Jakarta Convention Center. Berbagai rangkaian kegiatan pada acara peresmian tersebut, antara lain pidato sambutan oleh Ketua Pelaksana The 7th IIGCE 2019, Paul E. Mustakim, Ketua Umum API; Prijandaru Effendi, dan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi; Ir. F.X. Sutijastoto, M.A.
Dalam pidato sambutannya, Ketua Pelaksana The 7th IIGCE 2019, Paul E. Mustakim menyampaikan bahwa tema "Making Geothermal the Energy of Today memiliki relevansi dengan isu global saat ini untuk terus mempromosikan energi terbarukan khususnya energi panas bumi. Dengan komitmen dan keikutsertaan Indonesia dalam Paris Agreement, agenda penurunan emisi karbon menjadi salah satu prioritas. Komitmen Indonesia dalam meningkatkan kontribusi energi terbarukan direfleksikan dalam target bauran energi nasional. Energi panas bumi menjadi penting karena potensinya yang cukup melimpah dan karena dapat diandalkan sebagai base load, selain keuntungan dari sifat bersih dan terbarukan.
Untuk mewujudkan kontribusi energi panas bumi yang lebih besar, dibutuhkan:
1. Kerangka kebijakan yang attractive untuk investasi
2. Komitmen investasi dari pengembang yang membutuhkan dukungan badan badan pendanaan
3. Tentunya keahlian dari para tenaga tenaga profesional panas bumi, yang perlu terus belajar dan berbagi pengalaman-pengalaman dalam pengembangan proyek-proyek panas bumi itu sendiri, melalui penyajian ratusan Technical Papers dari para profesional.
Dalam kaitan inilah forum IIGCE sangat penting, karena konvensi dan pameran teknologi akan membahas dan saling berbagi pengalaman dalam hal-hal yang berkaitan dengan ketiga aspek penting tersebut di atas. Acara tersebut juga akan disertai dengan kesempatan berkunjung ke lapangan pembangkitan panas bumi di Salak, Sukabumi.
Sementara itu Ketua Umum API, Prijandaru Effendi menyatakan bahwa saat ini Indonesia merupakan negara berpotensi besar untuk mengembangkan sumber daya energi panas bumi dengan pemanfaatan total kapasitas terpasang sejumlah 1948,5 MW (Mega Watt). Selain itu, Indonesia menduduki peringkat kedua setelah Amerika Serikat sebagai produsen energi panas bumi terbesar. Sebagai asosiasi industri panas bumi, API terus secara positif mendukung upaya-upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan energi Indonesia, khususnya dari sumber energi terbarukan panas bumi dan di sisi lain menyediakan forum bagi para pelaku industri panas bumi untuk secara regular berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam rangka terus meningkatkan kemampuan teknologi dan semakin mengefisiensikan Industri ini. The 7th IIGCE 2019 adalah rangkaian kesuksesan dari acara-acara sebelumnya yang telah diselenggarkan sejak tahun 2013 sebagai wadah untuk memenuhi maksud tersebut diatas.
Acara tahunan IIGCE akan selalu menjadi forum dan momen besar dalam mempertemukan lembaga pemerintah, pembuat kebijakan, pemangku kepentingan, investor, perusahaan jasa, akademisi, dan pakar industri panas bumi untuk berkumpul bersama, berbagi perkembangan terbaru mengenai Industri panas bumi.
Ir. F.X. Sutijastoto M. A. selaku Direktur Jenderal EBTKE, memaparkan mengenal Kebijakan Energi Nasional yang menargetkan penggunaaan Energi Baru Terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025. Untuk mencapai target tersebut, panas bumi merupakan sub sektor yang diharapkan menjadi salah satu kontributor utama. Oleh karena itu, Pemerintah senantiasa memberikan dukungan bagi pengembangan panas bumi dengan terus mendorong terciptanya perbaikan iklim investasi melalui penyederhanaan regulasi, perbaikan pelayanan, penyederhanaan perizinan, pemberian insentif dan sebagainya.
Selain itu, telah diperkenalkan beberapa terobosan pengembangan antara lain penerapan skema Penugasan Survey Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE) sebagai alternatif pengembangan panas bumi oleh badan usaha, penugasan kepada Badan Usaha Milik Negara, maupun program penyediaan data dan informasi panas bumi melalui Government Drilling. Dari sisi pendanaan, Pemerintah juga tengah berupaya mencari alternatif-alternatif pendanaan, terutama membuka peluang akses terhadap pendanaan berbiaya rendah dari bank bank pembangunan internasional, maupun dana hibah berbasis pengembangan energi terbarukan dari lembaga-lembaga donor internasional. Kementerian ESDM melalui Ditjen EBTKE terus menjalin komunikasi dengan para pemangku kepentingan, kementerian lembaga terkait, pemerintah daerah, terutama dengan API yang selama ini telah menjadi partner penting dalam pengembangan energi panas bumi.
The 7th IIGCE 2019, akan meliputi program Convention, Exhibition Technical Paper Presentation (TPC), Field Trip, dan Photo Competition. Program TPC memberikan kesempatan pada para akademisi dan juga profesional untuk mempresentasikan isu-isu maupun perkembangan up to date terkait industri panas bumi berdasarkan topik-topik yang mereka pilih. Selain itu, kegiatan Field Trip ke wilayah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Salak yang dioperasikan oleh Star Energy akan menjadi suatu perjalanan eksplorasi dalam mengetahui dan melihat secara langsung salah satu pembangkit listrik tenaga panas bumi tertua dan utama di Indonesia. Dan Photo Competition menjadi pelengkap atas rangkaian dari acara The 7th IIGCE 2019, dimana para photo enthusiast, fotografer profesional, maupun komunitas fotografi dapat menyalurkan hasrat mereka untuk mengabadikan momen eksklusif bertemakan potensi industri panas bumi di Indonesia.
"Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) adalah organisasi profesi tempat bergabungnya para pakar, peneliti, pemerhati dan perusahaan. API merupakan mitra kerja pemerintah dalam memberikan masukan-masukan, kajian ilmiah dan pemahaman dengan visi untuk mempercepat pengembangan energi panas bumi di Indonesia, oleh karena itu hasil kegiatan IIGCE 2019 akan menjadi suatu bentuk laporan yang akan disampaikan kepada pemerintah sebagai masukan," tutup Prijandaru. [Lia]
Posting Komentar