Yofamedia.com, Depok -
Kementerian Agama Republik Indonesia terus berupaya untuk mengubah pandangan masyarakat tentang lembaga pendidikan Islam di Indonesia, dari tingkat madrasah hingga perguruan tinggi. Karena sebelumnya, citra madrasah lebih banyak dijuluki
sebagai “sekolah kampung”. Kemenag RI merasa sudah saatnya citra madrasah
berubah menjadi sekolah yang dapat diperhitungkan.
Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, salah satu upayanya adalah dengan mengubah tata kelola madrasah yang sifatnya manual menjadi digital demi pengawasan publik yang lebih transparan.
“Tata kelola kita masih manual dan ini akan menjadi digital seperti untuk pelaporan keuangan, perencanaan belanja, pertanggungjawaban keuangan. Bagaimanapun kita harus berupaya transparan,” kata Amin pada acara Fullday Humas dan Publikasi Pendidikan Islam di Depok, Jawa Barat, Senin (2/12/2019).
Amin menambahkan, digitalisasi merupakan sebuah keharusan bagi madrasah yang meliputi madrasah negeri maupun swasta. Pada tahap awal, langkah digitalisasi tersebut dengan cara membuat perencanaan e-budgeting dan e-planning.
“Dengan sistem elektronik ini publik bisa memantau pelaksanaan kegiatan di madrasah, sampai pertanggungjawaban keuangan. Sehingga proses pendidikan dapat berlangsung dengan baik termasuk pengelolaannya secara transparan,” tambahnya.
Selain digitalisasi, madrasah kini telah bermetamorfosis tidak hanya fokus pada pengajaran agama, tapi juga mendalami pelajaran umum dari berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti matematika, sains, dan membaca, kami juga akan melakukan test ketiga mata pelajaran tersebut mulai dari kelas 4 SD.
"Dulu sekolah madrasah itu sekolah yang levelnya kampung. Kurikulumnya tidak begitu baik, gurunya tidak begitu baik, fasilitasnya tidak begitu baik dan tempatnya di pelosok lagi. Tapi sekarang bisa kita lihat, contohnya sekolah negeri milik Kemenang yang lagi naik daun adalah MAN 2 kota Malang. Olimpiade Sains Nasioanal (OSN) 2018, dari 40 medali, sembilan di antaranya didapatkan oleh MAN 2 Kota Malang,” terang Amin.
Ke depan, banyak hal yang akan dilakukan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia untuk terus meningkatkan mutu kualitas pendidikan Islam di Indonesia, termasuk di tingkat perguruan tinggi.
"Dulu IAIN (Institut Agama Islam Indonesia) sudah puncak pendidikan tinggi
Islam. Dulu tidak terbuka. IAIN, cuma ada lima fakultas dulu. Sekarang, IAIN di
tingkatkan menjadi UIN (Universitas Islam Negeri) dengan banyak fakultas lain
di luar fakultas agama. UIN Jakarta sudah memiliki fakultas kedokteran. Itu
adalah lompatan yang luar biasa. Bagaimana mungkin kita masuk ke kancah
persaingan global kalau kita terus mengurung diri," pungkasnya. [Red]
Posting Komentar