Lagu tersebut sengaja didedikasikan bagi para tenaga medis non medis yang saat ini sedang bersama-sama berjuang melawan Covid-19 di garda terdepan. Lagu "Panggilan Untuk Indonesia" berisi semangat serta ajakan bagi kita semua untuk sama-sama menjaga kesehatan, baik kesehatan diri sendiri, keluarga, maupun kesehatan bangsa Indonesia. Tak tanggung-tanggung, Dokter Edi pun mengajak komposer kenamaan Tya Subiakto bersama Agyl Shahriar untuk mengaransemen lagu tersebut.
Dokter Edi Prasetyo |
"Sebenarnya lagu ini berdasarkan pengalaman pribadi saya sebagai salah seorang tenaga medis, karena saya sangat merasakan sekali betapa sulitnya menghadapi pandemi ini, karena sampai sekarang belum ditemukan vaksin penyembuhnya. Lagu ini juga dinyanyikan oleh sekitar 200 orang yang terdiri dari beragam status sosial tanpa adanya batasan-batasan apapun. Karena dengan lagu ini kami ingin mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk sama-sama berjuang agar Covid-19 ini tidak semakin menyebar. Dengan demikian kita semua bisa menjadi pejuang bagi diri kita, keluarga kita, dan bagi bangsa ini. Lalu setelah menciptakan lagu ini, saya sengaja berkolaborasi dengan pihak GSUI sebagai bentuk kebersamaan, agar di bulan yang penuh keberkahan ini kami bisa memberikan yang lebih untuk sesama," ujar Dokter Edi Prasetyo.
Di tempat yang sama, Dokter Lili yang merupakan dokter dari Rumah Sakit Ciptomangunkusumo memaparkan mengenai upaya-upaya apa saja yang mampu menghindarkan kita semua dari bahaya virus Covid-19 ini. Ia berujar, cara satu-satunya untuk keluar dari permasalahan pandemi ini adalah dengan cara mengikuti semua prosedur kesehatan yang telah dikampanyekan oleh pemerintah sejak jauh-jauh hari.
"Prosedur kesehatan tersebut antara lain adalah menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, lalu mengonsumsi makanan yang sehat dan baik. Lalu seperti apakah makanan yang sehat dan baik itu? Salah satunya adalah dengan diet yang sehat dan seimbang. Diet yang sehat dan seimbang itu adalah dengan tidak memakan makanan yang instan yang bisa melemahkan daya imunitas kita. Sederhananya, jika kita punya satu piring, lalu piring tersebut kita bagi empat, lalu seperempat bagian tersebut kita isi dengan makanan pokok seperti nasi, kentang, dan jagung. Kemudian seperempat bagian lain kita isi dengan kandungan protein yang bisa kita dapatkan dari sumber hewani seperti ikan, telur, dan daging. Lalu sisanya lagi bisa kita isi dengan protein nabati seperti tempe, tahu, serta kacang-kacangan. Kemudian seperempat bagian lagi bisa kita isi dengan buah, dan seperempat bagian terakhir dapat kita isi dengan sayur," jelas Dokter Lili dengan panjang lebar.
Dokter Lili |
Dokter Lili menambahkan, khusus untuk sayuran dan buah-buahan, bahan makanan tersebut bisa menekan tingkat stress yang dihasilkan akibat pandemi yang berkepanjangan ini. Karena bahan makanan tersebut banyak mengandung serotonin yang mampu menghasilkan hormon bahagia di dalam tubuh kita.
"Dan jangan lupa, untuk mengolah makanan-makanan tersebut, tubuh kita membutuhkan air. Maka dari itu dianjurkan untuk kita meminum air sebanyak 1,5 sampai 2 liter per harinya. Dan bahan makanan yang telah saya sebutkan tadi tentunya tidak harus mahal, karena dengan harga terjangkau bisa kita temui di pasar-pasar. Atau karena adanya aturan PSBB ini, bahan makanan tersebut bisa kita dapatkan secara online," tambah Dokter Lili.
Selanjutnya, Muhanto Hatta selaku Ketua dari Gerakan Seribu Untuk Indonesia mengucapkan banyak terimakasih kepada para awak media yang selalu konsisten mendukung gerakan yang diinisiasinya tersebut. Ia berharap, para awak media tetap dapat terus menginformasikan hal-hal baik yang dikerjakan oleh Gerakan Seribu Untuk Indonesia ke depannya.
"Karena tidak ada yang tahu kapan pandemi ini akan selesai, tapi paling tidak, melalui gerakan ini kami bisa berkontribusi secara nyata kepada para korban yang terdampak langsung oleh pandemi ini, " ujar Muhanto Hatta.
Hatta yang mewakili GSUI juga turut berterimakasih kepada Jungkin C dan David Koeswoyo, Harry Tjahyono, Uce Raya Maja karena sudah memberikan karya lagunya untuk menjadi bagian dari gerakan donasi ini.
"GSUI juga berterimakasih kepada para donatur seperti Yusoff Family yang berasal dari Singapore, serta A-Z Solusindo, Rotary Club, Yayasan Cahaya Peduli, dan Bapak Karyanta yang kesemuanya berasal dari Jakarta. Lalu ada juga saudara kita dari kota Pontianak minggu ini ikut membantu mendukung gerakan kami. Jadi setiap minggunya, GSUI memang selalu mengajak sahabat dari Sabang sampai Merauke untuk membangun persatuan melawan Covid-19," tambah Hatta.
Sementara itu, Bendahara GSUI Kris Tjantra menerangkan bahwa kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan oleh GSUI adalah pembagian 10.000 masker kepada 10 kota di Indonesia yang masuk ke dalam zona merah pandemi Covid-19.
"Minggu depan kami akan mendistribusikan 10.000 masker ke 10 kota di Indonesia. Pemilihan 10 kota sebagai tempat didistribusikannya masker-masker ini tentunya beralasan, karena kami sengaja memilih kota-kota yang merupakan epicentrum terparah dari Covid-19, sehingga bantuan ini bisa berdampak secara maksimal nantinya," ungkap Kris.
Dalam hal pendistribusian 10.000 masker tersebut, Kris turut mengajak pemilik usaha UMKM di bidang konveksi yang terdampak pandemi ini. Ia menjelaskan bahwa pihaknya mengajak pelaku usaha UMKM tersebut untuk membuat 10.000 masker, lalu nantinya pihak GSUI yang akan membelinya untuk langsung didistribusikan ke 10 kota yang telah direncanakan.
"Kami juga telah mendapatkan daftar para pemilik usaha UMKM yang terdampak Covid-19 ini dari Kementerian Koperasi dan UMKM, sehingga ke depannya kami akan berupaya untuk terus menggandeng para pelaku UMKM tersebut untuk bisa membuat masker yang sesuai standar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia," pungkas Kris. [Lia]
Posting Komentar