Sutradara Yongki Ongestu mengatakan film versi director’s cut telah tayang dan mendapatkan penghargaan di berbagai festival film di luar Indonesia. Hal inilah yang pada akhirnya mendorong keputusan tim produksi untuk menayangkan hasil penyuntingan akhir berdasarkan keinginan sutradara agar dapat dinikmati seluruh penikmat film.
“Versi ini yang kita bawa keliling ke berbagai festival film di luar negeri. Jadi kami ingin penonton di tanah air juga bisa menikmati versi yang ini,” kata Yongki Ongestu saat virtual media gathering film Detak.
“Detak” telah memenangkan European Cinematography Awards (ECA) 2021 untuk kategori Best Feature Film, Best Cinematography, dan Best Film Poster.
Pada tahun ini, “Detak” menjadi nominasi dalam Rome Independent Cinema Festival, Honorable Mention di La Underground Film Forum, dan Official Selection di Sacramento Underground Film and Arts Festival. Pada 2020, film ini juga masuk nominasi dalam Genre Celebration Festival untuk kategori Best Cinematography dan Best Drama Feature.
“Kami berharap versi ini bisa dinikmati sama penonton. Dan karena versi sinema sudah tayang di bioskop offline, jadi yang versi festival tayang di Bioskop Online,” tutur Produser Aryanna Yuris.
Jika dibandingkan dengan “Tarian Lengger Maut” yang sudah tayang terlebih dahulu di bioskop pada 13 Mei lalu, versi director’s cut menawarkan perbedaan khusus yang menarik.
Yongki mengatakan ada perlakuan khusus (treatment) untuk menggarap versi director’s cut, seperti membuat pre-visualization atau penggambaran adegan sebelum syuting.
“Treatment pertama itu pre-visualization. Sebelum film ini dikerjakan dan diproduksi, kami sudah bikin animasi sepanjang full film-nya. Di sana ada blocking dan segala macam pergerakan kamera. Jadi ketika kami reading, minimal pemain sudah ada bayangan dan ketika syuting itu juga mempercepat prosesnya,” terang Yongki.
Ia juga menambahkan treatment lain untuk film “Detak”, seperti psychology of direction dan psychology of colors yang menyoroti perubahan-perubahan pada karakter melalui gerakan kamera dan palet warna.
“Ada perbedaan yang signifikan dengan ‘Tarian Lengger Maut’. Film ‘Detak’ ini jauh lebih detail, taste-nya bener-bener untuk penikmat film. Pengenalan karakternya juga lebih kuat. Jadi kalau teman-teman suka nonton film yang detail dan banyak simbol, tonton dan nikmati versi ini,” ungkap Yongki.
Film “Detak” berkisah tentang misteri dan malapetaka di sebuah desa, satu per satu warga menghilang. Peristiwa itu bersamaan dengan datangnya seorang dokter dari kota bernama Jati (diperankan oleh Refal Hady). Di balik penampilannya, ternyata dokter Jati adalah penyebab hilangnya warga desa.
Di sisi lain, seorang calon penari lengger bernama Sukma (diperankan oleh Della Dartyan) percaya bahwa penari lengger diberi anugerah dapat menjauhkan desa dari malapetaka.
“Detak” dapat dinikmati melalui website atau aplikasi Bioskop Online mulai 17 September hingga 3 Oktober 2021. Pemesanan tiket seharga Rp25.000 sudah dibuka sejak Jumat (11/9) hingga Kamis (16/9). [Red]
Posting Komentar