Konser tersebut berlangsung di Jakarta International Velodrome pada Sabtu, 10 Desember 2022 kemarin. Di acara ini Dewa 19 mengajak para penonton menikmati sajian tembang terbaik lintas album dengan aransemen khas orkestra.
Show dibuka dengan megah oleh Nisa Farella atau Nisa-Ku dengan Cinta Mati 3. Sedikit fakta menarik, lagu tersebut sempat jadi kontroversi karena mirip dengan lagu yang dipopulerkan Russ Taff dan Michael English, Do You Believe in Love. Namun Dhani meluruskan jika ia sudah membeli lagu tersebut secara legal, dan dirilis versi baru dari Mulan Jameela.
Usai dibuka oleh Nisa-Ku, penonton disihir oleh suara magis salah satu diva terbaik Indonesia, Reza Artamevia. Sejumlah hits terbaik ia bawakan dengan band dan orkestra, seperti Pertama, Keabadian, Cinta Kan Membawamu Kembali, hingga Biar Menjadi Kenangan di mana ia berduet dengan sang maestro, Ahmad Dhani.
Hadir sebagai suguhan utama, Dewa 19 memulai repertoar mereka malam itu dengan Mukadimah, komposisi instrumental dari album Bintang Lima. Sang vokalis karismatik, Once Mekel naik panggung melantunkan megahits dari album yang sama bertajuk Roman Picisan.
Malam itu Dewa 19 memang tampil all-out dengan membawa serta 4 vokalis mereka. Selain Once, hadir pula Virzha, Ari Lasso dan Marcello Tahitoe yang membawa warna berbeda dalam tiap lagu yang dibawakan.
Iringan musik orkestra malam itu memang memberi sentuhan yang memanjakan indera pendengaran. Ahmad Dhani membawa serta 54 pemain orkestra dan 20 choir yang jadi senjata barunya dalam eksplorasi karya-karya yang telah ia buat.
"Indonesia sekarang punya orkestra. Jadi saya sudah mendaftarkan namanya sebagai Indonesia Philharmonic Orchestra untuk ke depannya," kata Ahmad Dhani di hadapan para penonton yang terlihat rapi mengenakan setelan jas/batik bagi pria, serta gaun bagi wanita.
Dengan empat vokalis, Dewa 19 pun tak kesulitan memilih lagu mana yang akan dibawakan. Mulai dari Risalah Hati, Arjuna, Cinta Gila, Satu, Pupus sampai Kangen tak pernah gagal buat penonton nyanyi bareng. Namun selain tembang-tembang populer yang jadi langganan setlist, ada juga Bayang-Bayang, lagu yang mengingatkan Dhani pada Maia Estianty.
"Lagu ini saya bikin waktu umur saya 21 tahun. Saya kirim lagu itu untuk ibunya Al El Dul, waktu itu langsung meleleh, mungkin sampai sekarang ya. Karena maya (Maia) itu bayang-bayang," seloroh sang konseptor Dewa 19.
Sudah lebih dari cukup jika Dewa 19 ingin mengandalkan konser dan merchandise sebagai pemasukan mereka. Namun nyatanya nyala berkarya para anggotanya masih belum padam. Mereka merilis sebuah karya baru.
Dalam A Night at the Orchestra Episode 2 kemarin, Dewa 19 memperkenalkan lagu anyar bersama Ari Lasso. Karya ini berjudul Tangis Terakhir, yang menjadi karya anyar Ari Lasso bareng Dewa setelah 23 tahun berselang. Momen terakhir karya mereka adalah Elang yang rilis tahun 1999.
Ahmad Dhani juga memberi tribute untuk Freddie Mercury, yang menginspirasi konsep pertunjukan dari album A Night at the Opera. Bohemian Rhapsody dibawakan secara instrumental oleh orkestra, yang menjadi apresiasi terdalam Ahmad Dhani terhadap Queen. [Red]
Posting Komentar