Yofamedia.com, Jakarta – Sampoerna University melalui Faculty of Education mengadakan acara Bright Future Talks 2024 dengan tema “Transformasi Pendidikan di Indonesia” dengan tujuan memberikan wawasan terkini kepada para calon pendidik dan mendorong partisipasi mereka dalam meningkatkan standar pendidikan sebagai upaya mendukung percepatan transformasi pendidikan di Indonesia.
Rabu, 17 Januari 2024 di Student Union, Sampoerna University, dengan tiga narasumber Pak Anindito Aditomo, S.Psi., M.Phil.,Ph.D (Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemdikbudristek RI), Pak Christianus I Wayan Eka Budiartha (Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Sampoerna University) dan Pak Doni Koesoema (Pemerhati Pendidikan).
Menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, peringkat PISA 2022 Indonesia meningkat 5-6 posisi dibanding tahun 2018. Hal ini disebabkan oleh beberapa negara baru yang masuk mengikuti penilaian Programme for International Student Assessment (PISA) dan banyak juga yang mencatatkan penurunan skor lebih besar di negara-negara maju di mana skor Programme for International Student Assessment (PISA) nya sudah tinggi. Akan tetapi dari segi skor, Programme for International Student Assessment (PISA) 2022 Indonesia masih jauh di bawah rata-rata dunia bahkan ASEAN.
Pendidikan menjadi pilar kunci dalam upaya ini, selain peningkatan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga membentuk karakter yang kuat, serta didukung oleh pemahaman global yang mendalam pada setiap individu, “Indikator yang dipakai untuk mengukur kinerja keberhasilan pembangunan bukan hanya tingkat partisipasi, tetapi juga kualitas pembelajaran. Indonesia sudah cukup berhasil menyediakan akses ke pendidikan dasar dan menengah. Tapi dari sisi kualitas, Indonesia masih punya banyak PR. Ini terlihat dari hasil Programme for International Student Assessment (PISA), yang menunjukkan bahwa pandemi memperparah krisis belajar yang sudah lama dihadapi. Untuk mengatasi hal ini diperlukan transformasi sistemik yang konsisten melalui tiga hal: menetapkan peningkatan kualitas pembelajaran sebagai tujuan, menerapkan kurikulum yang juga berfokus pada kualitas pembelajaran, dan tentu membantu guru untuk terus meningkatkan kompetensinya” ujar Pak Anindito Aditomo, S.Psi., M.Phil.,Ph.D (Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemdikbudristek RI).
Programme for International Student Assessment (PISA), merupakan alat ukur untuk membandingkan kualitas pendidikan siswa di tingkat internasional yang dilakukan setiap tiga tahun sekali. Tujuannya tidak hanya untuk pencapaian akademis, tetapi juga untuk memberikan gambaran holistik tentang kekuatan dan kelemahan sistem pendidikan di masing-masing negara yang terlibat, termasuk pada pendidik serta pembuat kebijakan. Percepatan transformasi pendidikan di Indonesia diarahkan menuju standar internasional, seperti yang tercermin dalam partisipasi Programme for International Student Assessment (PISA). Melalui pendekatan ini, Indonesia tidak hanya memperkaya potensi SDM tetapi juga memastikan kesiapan menghadapi tantangan global dengan perspektif yang luas dan kompetitif.
Selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Sampoerna University Pak Christianus I Wayan Eka Budiartha mengatakan “Kami melihat hal ini sebagai tantangan sehingga kami semakin terpacu untuk terus melanjutkan komitmen kami untuk melahirkan calon pengajar yang profesional, transformatif, dan memiliki pendidikan berkualifikasi tinggi untuk bisa mendukung percepatan transformasi pendidikan di Indonesia, demi meningkatkan skor PISA selanjutnya. Salah satunya dengan memberikan akses pendidikan kelas dunia yang sesuai dengan kebutuhan dan relevansi peserta didik”.
Sebagai Pemerhati Pendidikan Pak Doni Koesoema menjelaskan mengenai kondisi pendidikan Indonesia saat ini, “Saya melihat kondisi pendidikan dari sudut pandang pelaku yang ada di lapangan. Saat ini sebetulnya semangat untuk transformasi pendidikan sudah ada dari berbagai pihak. Akan tetapi masyarakat melihat perubahan yang masif ini terlalu cepat dan timbul kegagapan sehingga belum mampu mendobrak kualitas pendidikan di Indonesia. Selain itu hasil pembelajaran siswa berdasarkan kurikulum dan proses belajarnya juga harus dinilai secara objektif. Dan situasi ini tidak lepas dari peran guru yang memiliki banyak faktor di belakangnya. Untuk itu para calon pendidik hendaknya harus memiliki kualitas, motivasi dan passion sebagai pengajar,” jelas Pak Doni Koesoema.
Transformasi pendidikan memiliki peran penting untuk mendorong pembangunan ekonomi negara yang dapat dilakukan melalui langkah dan strategi besar, di antaranya perbaikan sistem kurikulum, kebijakan, metode pengajaran dan berbagai evaluasi untuk menghasilkan lulusan calon pengajar yang berkualitas, siap mengajar, dan memiliki daya saing. Untuk mewujudkan agenda ini, Faculty of Education menawarkan kurikulum yang menekankan pada pendekatan multidisiplin, teknologi baru, keterampilan reflektif dan penelitian, serta integrasi teori-praktik melalui School Experience Program (SEP) selama 4 tahun masa pembelajaran, untuk memahami dan melaksanakan pengajaran, serta mengintegrasikan teori-praktik mulai dari semester pertama. [Erw]
Posting Komentar