Adapun film Sehidup Semati mengangkat kisah tentang isu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang sering terjadi di kehidupan sekitar. Yang mana perempuan menjadi korban dalam kekerasan tersebut.
“Film ini berbicara sangat dekat tentang pernikahan yang berbahagia, suami yang berubah menjadi abusive, ada KDRT, ada peluang sehingga pelakor diberikan ruang sehingga menjadi lebih berani kepada istri yang sah,” kata Chand Parwez selaku produser dalam jumpa pers film Sehidup Semati di XXI Epicentrum Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (8/1/2024).
“Dan akhirnya seorang istri yang begitu baik, mengabdi kepada suami harus bersikap karena suatu hal yang sederhana adalah saya ingin mempertahankan rumah tangga,” tambah Chand Parwez.
Sementara bagi sutradara Upi, membutuhkan waktu hingga 13 tahun agar skrip film ini tayang di bioskop. Sampai dia bertemu dengan Chand Parwez. Upi juga membeberkan dari mana ide awal cerita ini dibuat.
“Sebenarnya pertama kali ketika saya membuat cerita ini, awalnya ada suatu yang mengusik di pikiran saya, banyak sekali dogma (ajaran) yang disalahgunakan, yang membuat posisi perempuan sangat lemah,” tutur Upi.
“Makanya lahirlah perempuan seperti Renata, perempuan penurut dan lain-lain,” tambah Upi lagi.
Selain Laura Basuki dan Ario Bayu, Film Sehidup Semati dibintangi Asmara Abigail, Chantiq Schagerl, Lukman Sardi dan masin banyak lagi.
Film ini mengisahkan tentang pasangan suami istri yakni Renata dan Edwin yang tampak bahagia setelah mengucap janji suci pernikahan di depan altar.
Mereka pun mengucap janji sehidup semati. Namun perjalan rumah tangga mereka tak berjalan dengan baik. Sebab, Edwin kerap kai melakukan tindak kekerasan terhadap Renata. Renata pun hanya bisa menjadi istri yang penurut. Dia juga menjadi pribadi yang jauh dari lingkungan luar.
Suatu ketika Renata mendapat sebuah teror dari seorang perempuan yang tidak dia kenal. Bersamaan dengan itu, Renata mulai memiliki satu teman yakni tetangganya sendiri yang bernama Asmara. [Red]
Posting Komentar