Yofamedia.com, Jakarta – Masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui apa yang disebut Generasi Sandwich dan siapa sebenarnya yang masuk dalam kategori Generasi Sandwich. Generasi Sandwich itu pertama kali diperkenalkan pada tahun 1981 oleh Dorothy A. Miller, yang berarti kelompok orang yang memiliki peran ganda untuk merawat orang tua dan anak-anak mereka dalam waktu yang bersamaan, sehingga memikul beban yang berat.
Menurut Survei Ekonomi Nasional 2017 dilansir Katadata (April 2018) sebanyak 62.64% lansia di Indonesia tinggal bersama anak dan cucunya dan Survei CNBC Indonesia 2021 menunjukkan sebanyak 48,7% masyarakat produktif (25-45 tahun) di Indonesia merupakan Generasi Sandwich.
Berdasarkan data yang dipaparkan oleh OneShildt, penyedia layanan perencanaan keuangan, lebih dari 50% kelompok usia produktif di Indonesia per Oktober 2023 termasuk sebagai Generasi Sandwich. Sebagai Generasi Sandwich kerap dihadapi berbagai masalah dalam mengelola keuangan, yaitu defisit cashflow, sulit menabung untuk pensiun, cicilan terlalu besar, merencanakan keuangan terlalu konservatif, merencanakan keuangan spekulatif dan tidak abtisipasi risiko kesehatan dan jiwa.
"Tidak ada label seperti Gen X, Z atau milenial, generasi sandwich berarti Anda terjebak di antara dua generasi lain: orang tua dan anak – anak. Bertanggung jawab atas tugas sehari-hari yang terlibat dalam menjalankan rumah tangga mereka sendiri. Hal ini mencakup hal-hal seperti bekerja di luar rumah atau bekerja dari rumah, mengurus anak kecil, mengatur pekerjaan rumah tangga dan tentu saja, membayar tagihan” jelas Budi Raharjo Certified Financial Planner, CEO & Founder OneShildt.
Febri Rusli selaku Digital Banking Partnership Head Bank BTPN mengungkapkan, "Memahami fenomena Generasi Sandwich Jenius, perbankan digital dari Bank BTPN, berkolaborasi dengan OneShildt memberikan berbagai tips bagi Generasi Sandwich dalam mengelola keuangan dengan lebih bijak demi merdeka finansial serta mewujudkan impiannya dengan cara yang berbeda".
Berikut adalah tips untuk memutus rantai Generasi Sandwich :
1. Atur pengeluaran secara bijak dan cerdas
Untuk mencapai financial freedom, Generasi Sandwich perlu memisahkan kebutuhan dan keinginan serta mengelola anggaran terkait dengan konsisten. Dalam membantu Generasi Sandwich mengatur cash flow, Jenius punya fitur Moneytory atau catatan harian pengeluaran untuk memantau keuangan sehari-hari secara teratur. Generasi Sandwich juga dapat menggunakan fitur Send It dari Jenius untuk mengirim uang dengan mudah dan fleksibel.
Jenius juga menawarkan solusi x-Card, kartu debit fisik dan digital yang bisa digunakan untuk memisahkan saldo untuk berbagai kebutuhan, agar anggaran lebih terperinci. Jadi, aplikasi perbankan digital Jenius dapat menjadi teman bagi ‘generasi sandwich’ dalam mengelola transaksi dan mengalokasikan dana dengan nyaman sesuai kebutuhan mereka yang kompleks.
2. Menyisihkan dana untuk tabungan
Dengan alokasi dana tabungan yang cermat, Generasi Sandwich dapat membangun fondasi keuangan yang kokoh dan memberikan rasa aman, termasuk dalam mempersiapkan diri menghadapi tantangan finansial yang mungkin timbul. Jenius menyediakan pilihan saver yang beragam, Pertama ada Flexi Saver yang membebaskan pemilik tabungan untuk setor dan tarik uang di mana pun dan kapan pun tanpa biaya penalti. Kedua, nasabah dapat memilih Dream Saver sebagai tabungan yang autodebet sesuai dengan jumlah setoran dan periode yang dapat ditentukan, mulai dari bulanan, mingguan, bahkan harian. Ketiga, Maxi Saver atau deposito berjangka yang setoran, tenor, dan metode perpanjangan dapat diatur sendiri dengan bunga yang lebih maksimal hingga 5% per tahun.
3. Mengalokasikan dana untuk investasi secara cermat
Mengalokasikan sebagian dana ke dalam investasi juga penting untuk membuka peluang pertumbuhan keuangan jangka panjang. Langkah ini berpotensi meningkatkan nilai kekayaan menuju pencapaian tujuan finansial yang lebih besar, seperti kepemilikan rumah atau persiapan dana pensiun.
Penting untuk dicatat bahwa menempatkan seluruh dana pada satu jenis investasi bukanlah pilihan yang disarankan. Generasi Sandwich disarankan untuk memilih jenis investasi yang sesuai dengan jangka waktu tujuan, apakah itu saham atau reksa dana.
Jenius menyediakan kemudahan dalam pendaftaran, pemilihan produk, pelaksanaan transaksi, dan monitoring performa produk investasi pengguna. Dengan demikian, smart investment tidak hanya mengedepankan pertumbuhan finansial jangka panjang, tetapi juga memberikan akses yang simpel dan efisien untuk melakukan investasi melalui platform digital.
4. Membentuk dana darurat untuk mengantisipasi pengeluaran tak terduga
Generasi Sandwich juga perlu membentuk dana darurat dirancang untuk mencukupi biaya hidup selama 3-6 bulan tanpa penghasilan. Keberadaan dana darurat menjadi krusial karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan.
5. Berutang bijak, cerdas, dan sehat
Utang dapat menjadi alat untuk membangun aset atau menciptakan penghasilan dengan memastikan cicilan tidak melebihi 35% dari penghasilan untuk memastikan kesehatan keuangan. Disarankan untuk disiplin dalam membayar cicilan, cerdas dalam memanfaatkan promo dan diskon dari fitur pinjaman atau kartu kredit, dan tetap menjaga agar tidak melebihi batas anggaran yang telah ditetapkan.
Kartu Kredit Jenius menawarkan kemudahan pengajuan dan aktivasi online, manajemen limit sesuai kebutuhan, perubahan cicilan dari aplikasi, kartu kredit visual otomatis, pembayaran tagihan bulanan otomatis, dan kepraktisan lainnya, termasuk bebas biaya tahunan di tahun pertama. Pengumpulan Yay Poin Jenius dapat dimaksimalkan dengan menggunakan Kartu Kredit Jenius untuk kebutuhan rutin yang telah dialokasikan. Apabila telah terkumpul, Yay Points Jenius dapat ditukarkan untuk saldo e-Wallet (OVO maupun GoPay), atau KrisFlyer Miles maupun GarudaMiles.
6. Mengajarkan anak literasi keuangan sejak dini
Memutus rantai Generasi Sandwich adalah dengan memberikan pemahaman kepada anak maupun generasi muda mengenai pentingnya literasi keuangan menjadi langkah kunci untuk membentuk kesadaran tentang pengaturan keuangan sejak usia dini. Proses ini tidak hanya membantu mereka membangun kedisiplinan dalam mengelola uang tetapi juga melatih perilaku konsumtif mereka.
Dengan memberikan dasar literasi keuangan sejak dini, anak-anak dapat mengembangkan pemahaman yang kuat tentang nilai uang, manajemen keuangan, dan pentingnya menabung. Hal ini membekali mereka dengan keterampilan yang esensial untuk menghadapi tantangan keuangan di masa depan, sehingga mereka dapat membuat keputusan finansial yang lebih bijak dan terencana.
“Keuangan yang baik bukanlah tentang membuat lebih banyak uang, tapi tentang menggunakan uang anda dengan lebih baik”. [Red]
Posting Komentar