Sebagai pasangan penulis dengan karakter yang sangat bertolak belakang, Agus dan Kalis menghadapi berbagai tantangan dalam menjalani hubungan, dari mulai pendekatan hingga akhirnya melanjutkan ke jenjang pernikahan.
Agus Mulyadi sendiri dikenal sebagai penulis komedi yang kerap mengangkat kehidupan sehari-hari dan isu-isu viral, sementara Kalis Mardiasih adalah penulis yang cenderung lebih serius yang fokus pada isu sosial dan perempuan.
Hubungan mereka diuji ketika Kalis dihantui rasa trauma atas peristiwa KDRT dan perceraian yang terjadi pada sahabatnya, Rahayu. Hal ini lantas mendorong Kalis untuk menjauhi Agus Mulyadi. Tapi, dari sanalah keduanya lantas belajar soal seni memahami kekasih.
Agus Mulyadi, penulis novel Seni Memahami Kekasih, memaparkan bahwa cerita dalam film ini tak sepenuhnya sama dengan novelnya. Bukan hal baru, tentu kebutuhan layar berbeda dengan kebutuhan tulisan.
“Kalau ditanya seberapa mirip film dengan bukunya, jawabannya tidak mirip. Di film ini, kami justru banyak membuat cerita baru yang sebelumnya tidak ada di buku. Misalnya, alih-alih fill komedi seperti di buku, di versi film kami tambahkan sisi sentimental untuk menambah unsur drama melalui karakter Rahayu yang sama sekali tidak ada di buku,” jelas Agus Mulyadi.
Jeihan Angga, sang sutradara, juga mengatakan bahwa ia melihat adanya potensi besar dalam komedi buku Sebuah Seni untuk Memahami Kekasih.
“Karena bukunya ber-genre komedi, saya ingin memaksimalkan potensi komedinya. Saya beberapa kali meeting dengan Mas Agus dan penulis skenario untuk menemukan adegan-adegan mana saja yang bisa dibuat lebih lucu, termasuk adegan yang menurut Mas Agus di bukunya tidak lucu. Bahkan saat proses produksi pun, saya masih melakukan improvisasi demi menambah unsur komedi,” ungkap Jeihan. [Red]
Posting Komentar