Yofamedia.com, Jakarta - Jakarta Film Week di tahun keempat penyelenggaraannya kembali menyuguhkan berbagai program menarik yang tidak hanya menjadi ruang apresiasi dan pertemuan film ke penontonnya, tetapi juga menjadi pusat kolaborasi dan inovasi dalam industri perfilman internasional. Salah satu program yang semakin kuat tahun ini adalah hadirnya program industri baru dalam JFW Net, yang memayungi berbagai program industri yang bertujuan mempertemukan para pelaku film, produser, distributor, dan pemangku kepentingan dari seluruh dunia. Program ini diharapkan dapat menjadi hub, membuka peluang kolaborasi yang lebih besar dan memperkuat posisi Indonesia di ekosistem dan industri film dunia.
JFW Net berfungsi sebagai platform yang mempertemukan sineas nasional dan internasional untuk berbagi pengetahuan, ide, dan peluang kolaborasi. Lewat berbagai program yang dirancang untuk memperluas jaringan profesional, JFW Net menghadirkan tamu-tamu dari berbagai negara, mulai dari Asia Tenggara, Asia, hingga Eropa. Mereka terdiri dari filmmaker, produser, distributor, hingga penyelenggara festival film yang hadir untuk berdiskusi, memberikan pelatihan, dan membuka peluang kolaborasi global.
Tahun ini, JFW Net memperkenalkan sejumlah program unggulan, di antaranya, masterclass, talks, pitching forum, hingga business forum. Program ini difokuskan untuk pengembangan kapasitas, memperkaya wawasan para pelaku industri film dalam menghadapi tantangan, sekaligus memberikan ruang untuk membuka peluang kerja sama antar pelaku industri dan negara.
• Producers Lab: Tempat Berkembangnya Talenta Baru
Sejak 2022, salah satu program unggulan dari JFW Net adalah Producers Lab, kembali diselenggarakan setelah sukses diselenggarakan pada edisi sebelumnya. Producers Lab bertujuan untuk memperkuat kemampuan peserta dalam perencanaan produksi, pengelolaan pendanaan, dan strategi presentasi proyek. Selain membuka peluang kolaborasi dengan pelaku industri di tingkat regional dan internasional.
Tahun ini, sepuluh proyek terpilih akan mendapatkan pelatihan intensif dari mentor-mentor berpengalaman. Yulia Evina Bhara, produser kenamaan Indonesia, dan Tan Si En, produser film asal Singapura, akan memimpin pelatihan yang mencakup berbagai aspek dari perencanaan produksi, finansial, distribusi sampai kolaborasi internasional.
Peserta terpilih Producers Lab yang diikuti dari seluruh Indonesia akan mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan proyek mereka dengan bimbingan langsung dari mentor, yang kemudian menjadi jembatan untuk berpeluang masuk ke sirkuit forum internasional, termasuk salah satunya Platform Busan yang merupakan bagian dari Busan International Film Festival dan Asian Contents & Film Market.
• Masterclass: Belajar dari Para Ahli
Masterclass menawarkan pembelajaran mendalam tentang berbagai aspek produksi film yang meliputi penulisan naskah, penyutradaraan, dan penyuntingan. Tiga masterclass tersebut akan diisi oleh narasumber dengan pengalaman panjang di industri film global. Sesi-sesi ini dirancang untuk memberikan wawasan praktis dan inspirasi kepada sineas muda, agar mereka dapat mengasah keterampilan mereka dan bersaing di panggung internasional.
• Pitching Forum dan Business Forum: Membuka Peluang Kolaborasi
Program Pitching Forum di JFW Net memberikan kesempatan bagi proyek-proyek fiksi yang sebelumnya sudah melalui proses lab nasional maupun internasional seperti Indonesiana Film, LOCK x Full Circle Lab, maupun lab film lainnya, untuk dipresentasikan di hadapan kolaborator potensial dan juga pelaku industri film nasional dan internasional. Proyek-proyek yang terpilih akan berkesempatan untuk mendapatkan dukungan, baik dalam bentuk pendanaan, distribusi, konsultasi, maupun kolaborasi produksi hingga film tersebut siap tayang dan bertemu dengan penontonnya.
Sementara itu, Business Forum difokuskan untuk mempertemukan para pelaku bisnis dan produser film yang tertarik untuk berkolaborasi dalam proyek-proyek co-produksi internasional. Forum ini bertujuan untuk membuka peluang pendanaan bagi proyek-proyek berpotensi tinggi yang mampu menarik pasar internasional.
• Festival Meeting: Southeast Asia Plus Spotlight
Festival Meeting adalah program dari Jakarta Film Week, yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman tentang dinamika yang terus berkembang dalam lanskap festival film di Asia Tenggara. Festival film memainkan peran penting dalam membaca arah budaya, ekonomi, dan artistik industri film. Pertemuan ini dihadiri oleh narasumber para penyelenggara festival film dari utamanya Asia Tenggara serta wilayah lainnya, serta mengundang penyelenggara festival film di Indonesia sebagai pengamat.
Dengan lingkungan film global yang terus berubah, sangat penting bagi penyelenggara festival untuk terus menilai ulang posisi serta kontribusi mereka secara keseluruhan terhadap industri di negara masing-masing. Beberapa yang akan hadir yaitu Tran Thi Bich Ngoc (Co-founder Autumn Meeting), Jeremy Chua (General Manager Singapore International Film Festival), Ajish Dibyo (Direktur Eksekutif, Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) & JAFF Market), Jongsuk Thomas Nam (Programmer Festival BIFAN; Direktur Pelaksana Network of Asian Fantastic Films (NAFF)), Donsaron Kovitvanitcha (Direktur Festival World Film Festival of Bangkok), Ed Lejano (Direktur Artistik QCinema International Film Festival).
Acara ini juga akan dihadiri oleh Alex Sihar selaku Staf Khusus Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, Vivian Idris selaku Dewan Festival Jakarta Film Week dan Rina Damayanti selaku Direktur Jakarta Film Week.
• Networking Event: Memperluas Jaringan di Industri Film
Salah satu kekuatan utama JFW Net adalah networking event yang dirancang untuk mempertemukan pelaku industri film dari seluruh dunia. Salah satu acara yang akan digelar adalah Producers Network, yang dipersembahkan oleh Adhya Pictures. Acara ini menjadi kesempatan bagi produser untuk berjejaring dan mencari peluang kolaborasi lintas negara.
Selain itu, Hong Kong Night akan menjadi salah satu acara networking yang ditujukan untuk mempertemukan sineas maupun insan industri kreatif dari Asia Tenggara dan negara-negara lain di Asia dan Eropa. Acara ini memberikan ruang bagi para pelaku industri untuk bertukar ide dan berbagi pengalaman mengenai perkembangan terbaru di industri perfilman. Serta sebuah networking event lainnya yang didukung oleh Hers Production.
• Talks: Diskusi Terbuka untuk Memahami Isu-Isu Terkini Industri Film
Program terakhir dalam rangkaian JFW NET-Industry Program adalah Talks, sebuah program diskusi terbuka yang bisa dinikmati oleh publik dengan tujuan untuk membahas kebijakan, isu, dan problematika yang ada di industri perfilman Indonesia. Sasaran utama program ini adalah pelaku industri, komunitas kreatif, penonton, pelajar, mahasiswa, dan pemerhati film.
Berbagai topik menarik dan relevan akan diangkat dalam program Talks. Diskusi ini mencakup berbagai aspek industri film yang sedang berkembang, serta tantangan yang dihadapi oleh para pelaku industri. Berikut beberapa topik yang akan dibahas dalam acara ini:
1. Membangun Hubungan Langgeng dengan Audiens – Diskusi ini akan mengeksplorasi bagaimana sineas dan pembuat konten dapat membangun hubungan yang lebih dekat dan berkelanjutan dengan audiens mereka.
2. Dari Hari ke Hati: Kerja-kerja Emosional di Industri Film – Mengupas dinamika emosional di balik layar, serta pentingnya menjaga kesehatan mental bagi para pelaku industri film.
3. Rembukan: Suara Penonton, Suara Perubahan – Sebuah diskusi tentang bagaimana suara penonton dapat mempengaruhi perubahan dalam industri film, baik dari sisi konten maupun kebijakan.
4. Showcase: Concept Arts in IP Development – Menyoroti proses pengembangan seni konsep yang digunakan dalam pengembangan properti intelektual (IP) di dunia film.
5. Showcase: Exhuma, The Megahit Emerges – Sebuah showcase yang menampilkan proses kreatif di balik penciptaan film megahit terbaru.
Cinema in AI yang Menjadi Bagian Talks: Mendiskusikan Kecerdasan Buatan dalam Dunia Film Seiring dengan semakin terintegrasinya Kecerdasan Artifisial (AI) dalam berbagai aspek produksi film, Jakarta Film Week juga akan mengangkat tema khusus dalam salah satu sesi Talks: Cinema in AI. Meskipun AI menawarkan banyak kepraktisan, ia juga menimbulkan kekhawatiran terkait moral dan etika. Operasi AI yang sepenuhnya berbasis data sering kali diabaikan aspek-aspek manusiawi, seperti estetika dan subjektivitas, yang telah lama menjadi dasar produksi seni, termasuk film.
Belum adanya regulasi yang jelas mengenai penggunaan AI dalam industri film membuatnya ibarat "rimba liar." Ada pihak yang melihat AI sebagai alat bantu kreatif yang luar biasa, sementara yang lain merasa khawatir bahwa AI dapat digunakan untuk eksploitasi atau bahkan menggantikan kreativitas manusia.
Dalam diskusi ini, beberapa karya film yang telah menggunakan AI dalam proses produksinya akan dihadirkan untuk mengeksplorasi potensi teknologi ini di dunia sinema. Di saat yang sama, diskusi juga akan menyoroti risiko-risiko yang terkait dengan penggunaan AI dan mengajukan pertanyaan penting: Bisakah kreativitas manusia sepenuhnya digantikan oleh mesin?
Program Talks ini akan semakin menarik dengan adanya pemutaran film-film pilihan yang relevan dengan topik-topik yang dibahas. Penonton akan mendapatkan kesempatan tidak hanya untuk mendengarkan wawasan dari para ahli, tetapi juga menyaksikan contoh-contoh langsung dari karya film yang mengaplikasikan teknologi terkini.
Melalui program Talks, Jakarta Film Week 2024 ingin menghadirkan ruang dialog yang produktif dan inklusif bagi semua pihak yang tertarik pada perkembangan industri film, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Dengan semakin tajamnya konten JFW NET-Industry Program, Jakarta Film Week 2024 menegaskan posisinya sebagai platform yang tidak hanya merayakan karya-karya film terbaik, tetapi juga mendorong inovasi dan kolaborasi yang berkelanjutan di industri film. Festival ini bertujuan untuk menjadi pusat pengembangan industri film di tingkat global, dengan menyediakan ruang bagi sineas dan produser untuk terus berkarya dan berkembang.
“Hadirnya JFW NET Industri Program semakin menegaskan komitmen Jakarta Film Week untuk berkontribusi pada penguatan Industri perfilman nasional, dengan menghadirkan rangkaian program yang membahas perkembangan terkini industri film yang terus bergerak dinamis, mulai dari Bisnis Forum, Producers Lab, Producers Network, Masterclass, Pitching Forum dengan menggandeng berbagai kolaborator baik nasional maupun internasional, antara lain Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbud Ristek, Manajemen Talenta Nasional (MTN) Bidang Seni Budaya, Kemenparekraf, berbagai asosiasi perfilman (APROFI, APFI, INAFED, IFDC, PILAR), Asian Film Awards Academy, CCIDAHK, HKETO, Platform Busan, serta kolaborator lainnya yang turut memperkaya penyelenggaraan Jakarta Film Week tahun ini,” ungkap Rina Damayanti, selaku Festival Director Jakarta Film Week.,” ungkap Rina Damayanti, selaku Festival Director Jakarta Film Week.
Jakarta Film Week 2024 akan diadakan pada 23-27 Oktober 2024, dan akan menampilkan berbagai program menarik seperti Jakarta Film Fund, Masterclass, Producers Lab, Talks, hingga Malam Penghargaan Jakarta Film Week. Program-program ini dirancang untuk memberikan kesempatan kepada para sineas dan pelaku industri untuk berbagi ide, belajar dari para ahli, dan mengeksplorasi kolaborasi yang lebih luas.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program dan acara Jakarta Film Week 2024, kunjungi www.jakartafilmweek.com dan ikuti kami di media sosial @jakartafilmweek. Jangan lewatkan kesempatan untuk menjadi bagian dari perayaan sinema internasional di Jakarta tahun ini! [Red]
Posting Komentar