Film 1 Kakak 7 Ponakan Kisahkan Perjuangan Generasi Sandwich dalam Bertahan Hidup

Yofamedia.com, Jakarta - Istilah Sandwich Generation mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Banyak yang merasakan bagaimana rasanya berada di tengah-tengah tanggung jawab. Kini, hal tersebut ditampilkan dalam film 1 Kakak 7 Ponakan.

Film ini diadaptasi dari sinetron karya Arsewendo Atmowiloto pada tahun 1990-an. Menceritakan sosok Moko yang mengorbankan impian untuk melanjutkan S2, demi merawat keponakannya setelah kakak dan kakak iparnya meninggal dunia.

Dalam sekejap, Moko menjadi orangtua bagi keponakannya. Ia harus menghadapi kenyataan sebagai bagian dari Sandwich Generation, yang harus memilih antara mengejar kehidupan pribadi atau merawat keluarganya.

Sutradara film, Yandy Laurens, mengungkapkan bahwa saat seseorang menyadari menjadi bagian dari Sandwich Generation, sering muncul rasa iba terhadap diri sendiri, seperti perasaan, "Kenapa aku harus berada dalam kondisi ini?"

Menurut Yandy, perasaan iba ini dapat berdampak negatif, seperti kehilangan kepercayaan, menciptakan jarak, dan merenggangkan hubungan keluarga.

“Ketika label itu disematkan di dada, tiba-tiba ada self-pity, rasa mengasihani diri yang besar sekali. Dan apa yang dilakukan kemudian, biasanya lanjutannya lebih negatif. Mulai hilang trust sama orang yang di rumah dan segala macam, pelan-pelan, tapi rasanya mulai menghancurkan dan merenggangkan hubungan,” ujar Yandy, dalam acara Press Screening & Press Conference Film 1 Kakak 7 Ponakan di Epicentrum XXI, Jumat (17/1)

Dalam film ini, Yandy mengaku menggambarkan istilah Sandwich Generation dari sisi yang berbeda. Fokusnya lebih pada empati dan psikologi, sehingga tidak hanya menunjukkan tekanan finansial, tetapi juga dinamika hubungan dan emosi dalam keluarga.

“Kita tidak melihatnya dari angle ekonomi, kita melihatnya dari angle relasi. Kok yang menghambat aku keluarga ku sendiri, ya? Sampai kita bilang, ‘kayaknya kita harus buat terminologi baru deh yang anglenya berangkat dari empati, dari psikologi begitu’ karena ketika ada label Sandwich, itu timbul kecemasan yang besar sekali,” ungkapnya.

Pemeran utama Moko adalah Chicco Kurniawan. Chiko mengaku sangat mengagumi karakter Moko, karena, menurutnya, Moko selalu bisa membuat pilihan hidup yang penuh kasih dalam keluarganya tanpa membawa kepahitan.

“Sebagai diriku sendiri, melalui proses panjang akhirnya menyadari bahwa Moko adalah sosok yang luar biasa. Nilai-nilainya begitu dalam, sampai aku merasa ingin menjadi seperti dia,” tutur Chicco.

Meski film ini diadaptasi, sutradara mengaku berusaha menangkap perasaan penulis sebelumnya, sehingga peran Moko tetap terasa seperti gambaran awal, yang menunjukkan meski dia bukan ayah biologis, dia tetap berperan sebagai orang tua.

Selain itu, film ini juga menampilkan berbagai tokoh yang dibintangi oleh artis-artis ternama Indonesia, seperti Amanda Rawles, Fatih Unru, Freya JKT48, Kawai Labiba, Ahmad Nadif, Kiki Narendra, Maudy Koesnaedi, Niken Anjani, dan Ringgo Agus Rahman.

Film ini dapat dinikmati untuk segala usia, dan akan segera tayang di bioskop pada tanggal 23 Januari 2025. [Red]



0/Comments = 0 Text / Comments not = 0 Text

Lebih baru Lebih lama
YofaMedia - Your Favourite Media
Ads2